Ratu Niang Sakti dan Dewayu Melanting dan Batu Bubuk.

Adalah di masa lalu Mpu Niratha yang sangat mumpuni dan terkenal di Nusantara dengan berbagai kiprah spiritualnya. Sangat tekun dalam menggurui masyarakat, khususnya membantu ihwal peningkatan diri. Mengembangkan budaya dan membantu membangun peradaban. Sangat teruji pula dalam pertapaan dan semedi sebab Beliau adalah salah satu penitisan dari Dewa Siwa Pasupati. Yang tentu saja mampu berkomunikasi dengan para dewa.

Karena sang Mpu begitu menyayangi umat manusia, sedih hatinya melihat penderitaan umat manusia pada zaman itu. Beliau memohon kepada para dewa, semogalah memberkati umat manusia agar berkurang penderitaannya. Pada suatu ketika dalam pertapaannya, hadirlah dewa Kuwera yang kemudian memberi anugerah kepada Mpu Niratha. Beliau kemudian diberi berkat untuk menguasai rezeki yang bergelar Dewa Bhatara Gedong Artha yang adalah juga sebagai Tangan Dewa di masa itu.

Setelah selesai masanya, tibalah waktunya Mpu Niratha untuk kembali ke haribaan Tuhan. Kemudian anugerah Gedong Artha diwariskan kepada dua putrinya yaitu Dewayu Melanting dan adiknya yaitu Ratu Niang Sakti.
Daksina Lingga
Di Buleleng Barat ada Pura Melanting, yaitu stana dari Dewayu Melanting yang terkenal di Bali sebagai Dewa Pasar atau Dewa Dagang. Masyarakat Bali sering memohon restu ke pura Melanting dan membawa Daksina Lingga (simbol Dewayu Melanting) yang kemudian dipajang di tempat berdagang.

Kemudian di atas areal pura ada pura Gedong Artha. Di Pura Gedong Artha ada yang namanya Batu Bubuk (batu yang rontokannya berupa serbuk seperti bedak). Setelah selesai persembahan, bawalah dupa ke batu yang berada di sebelah pura dan mohon kepada Dewa Gedong Artha agar dimurahkan rezekinya. Colek rontokan batu dengan tangan kanan dan kemudian colekkan di bawah lidah. Maknanya adalah agar seorang pedagang mempunyai bicara yang manis yaitu untuk menarik pembeli.

Pada perjalanan Mpu Niratha ke Uluwatu (pura Uluwatu tempat moksa Beliau), di dampingi oleh putrinya yang sekarang dikenal dengan Ratu Niang Sakti. Putrinya tidak ikut ke Uluwatu tetapi melanjutkan tapa semedi di wilayah Tanah Kilap, Badung. Ratu Niang Sakti kemudian mencapai alam Bodisatwa dan menjadi Dewa Rezeki di Bali Selatan. Sebagaimana halnya di Bali Utara, Daksina Lingga dari Ratu Niang Sakti banyak pula dipajang di tempat-tempat usaha atau bisnis.

Perjalanan Dewayu Melanting dan Ratu Niang Sakti sampai ke beberapa pelosok Bali dan Jawa. Untuk di Jawa Timur, Dewayu Melanting sampai ke Gumuk Kancil yaitu di Glenmore, Banyuwangi.

Cek toko online kami www.wariga.com

Atau kunjungi Galeri kbcbali.com yang menyediakan berbagai simbol Feng Shui, Spiritual dan berbagai perhiasan.

 

Manusia tipe Audio-Visual-Kinetik. Tipe yang manak...
Manusia tipe Audio-Visual-Kinetik. Tipe yang manakah Anda?

Banyak sekali motifator yang menyelenggarakan seminar pemberdayaan diri. Namun berapa persen orang mampu mengikuti teori dan pola yang telah diajarkan tersebut oleh peserta seminar?
Yang kerap terjadi adalah orang semangatnya meluap-luap hanya saat [ ... ]

Tahun Kambing – Kayu
Tahun Kambing – Kayu

Kambing adalah simbol dari sentimentil yang sangat kuat. Perayu ulung dan mampu menempatkan dirinya sebagai orang yang dikasihani serta dicintai. Sebenarnya kambing adalah playboy intelek berbeda dengan pandangan orang bahwa Kelinci adalah simbol dar [ ... ]

Maneki Neko
Maneki Neko

Kenal dengan si manis dari Jepang ini? Ya. namanya Maneki Neko. Lalu kenapa banyak toko yang memajangnya?
Ceritanya begini. pada jaman dahulu di Jepang ada seorang biksu berteman dengan kucing. berdiam di sebuah Wihara. Mereka berteman sangat akrab [ ... ]

Spiritual Feng Shui – Kisah Gedong Arta
Spiritual Feng Shui – Kisah Gedong Arta

Adalah di masa lalu Mpu Niratha yang sangat mumpuni dan terkenal di Nusantara dengan berbagai kiprah spiritualnya. Sangat tekun dalam menggurui masyarakat, khususnya membantu ihwal peningkatan diri. Mengembangkan budaya dan membantu membangun peradab [ ... ]

Other Articles

Simbol Tiga Koin Rezeki